WU ZI QI-Kelompok 1-FILOSOFI

Tema yang kelompok kami angkat adalah WU ZI QI yang merupakan salah satu jenis permainan catur Cina kuno. Di beberapa daerah atau negara permainan ini juga dikenal dengan sebutan lain, misalnya saja di Jepang permainan serupa disebut Gomoku. Permainan ini sendiri dilakukan di atas papan catur dengan bidak berbentuk bulat berwarna hitam dan putih. Penggunaan kedua warna tersebut melambangkan prinsip keseimbangan yang sangat penting dalam budaya Tionghoa, yaitu konsep yin dan yang. Dalam filsafat Tionghoa, yin dan yang menggambarkan dualitas dari dua kekuatan berlawanan namun saling melengkapi di alam semesta, seperti gelap dan terang, pasif dan aktif, atau negatif dan positif. Warna hitam dan putih sering kali digunakan untuk mencerminkan keseimbangan tersebut, di mana setiap warna mewakili salah satu aspek dari dualitas ini. Keseimbangan yin dan yang juga menjadi simbol harmoni dan keselarasan, yang merupakan nilai inti dalam banyak ajaran dan praktik budaya Tionghoa. Selain itu warna hitam dan putih digunakan untuk memudahkan pemain membedakan bidak mereka satu sama lain, sehingga permainan dapat berjalan dengan jelas dan teratur. Walaupun terlihat sederhana namun permainan ini, seperti catur pada umumnya membutuhkan kecerdasan dalam memainkannya. Pemain harus bijaksana dalam memilih kapan harus mengambil langkah menyerang dan kapan harus bertahan. Ini sekali lagi mencerminkan filosofi yin dan yang, di mana kekuatan yang saling berlawanan harus seimbang dan bekerja sama untuk mencapai harmoni. Pemainan tidak hanya cocok dimainkan oleh orang dewasa saja tetap juga sangat dianjurkan untuk melatih fokus dan konsentrasi pada anak muda.

Sumber gambar : https://boargamer.com/history-of-board-games/

Di pinggir papan catur, kami juga menambahkan hiasan yang terbuat dari buah jeruk yang sudah dipotong dan dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai bunga yang mekar. Pemilihan jeruk sebagai hiasan bertujuan untuk menyeimbangkan komposisi warna pada plating, karena pada papan catur dan bidaknya sudah memiliki nuansa monokrom (hitam-putih) sehingga dengan menambahkan warna yang kontras diharapkan dapat mempercantik dan menonjolkan tampilan plating kami secara keseluruhan. Warna cerah dari buah jeruk juga memberi kesan yang segar ketika dilihat. Selain itu, jeruk dipilih karena dalam budaya Tionghoa, buah jeruk sering kali melambangkan keberuntungan, kesuksesan, dan kemakmuran. Buah jeruk juga sering ditemukan dalam berbagai perayaan penting Tionghoa, seperti Tahun Baru Imlek.

TAGS

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *