Sifat konsumerisme bisa muncul karena banyak hal, apalagu dengan adanya perkembangan teknologi dari zaman sekarang semakin membuat mudah untuk manusia agar mengakses internet. Sifat konsumerisme muncul karena terpancing oleh perasaan memenuhi keinginan, mayoritas orang orang mempunyai keinginan karena pegaruh social media. Mungkin tidak sebeberapa, tapi sekarang dengan satu jari saja kiat bisa menghabiskan waktu berjam jam berselancar di social media. Dengan kedkuatan marketing zaman sekarang ada banayk orang yang mudah menjadikan produk tersebut sebagai keinginan, bahkan walau produk tersebut tidak memberi manfaat sama sekali dalam kehidupan sehari hari kita, dan hanya sekedar eksistensi saja. Dari ada nya konsumerisme tinggi dan perkembangan teknologi yang pesat,banyak orang yang menjadi terbiasa dengan susatu yang instant karena pada zaman sekarang banyak hal yang bisa kita dapat kan hanya dengan 1 jari saja dan tidak perlu menunggu sampai waktu yang lama.Ciri ciri sifat konsumerisme ini dapat dilihat dari bagaimana orang tersebut menjelaskan skala prioritas. Dimana dalam hidup sehari hari kita mempunyai kebutuhan namun tidak dipungkiri juga keinginan kita juga banyak. Sifat konsumerisme bisa muncul ketika seseorang terlalu mendahului keinginan diri nya, daripada kebutuhan mereka, mereka berpikir dengan merasa puas, bahagia bisa menutupi rasa sedih mereka dengan tidak bisa memenuhi kebutuhan, oleh sebab itu banyak sekali orang orang yang kesulitan mengatasi skala prioritas mereka karena mempunyai sifat konsumerisme yang tinggi. Untuk kebiasaan instant, seorang lebih mementing hasil akhir dari sebuah proses daripada prosesnya sendiri. Padahal jika mengetahui proses terjadinya suatu hasil kita dapat memperoleh atau belajar belajar untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ibarat ulangan, mereka hanya mau jawaban akhirnya padahal jika tau cara mengerjakan nya kita dapat hasil yang maksimal. Jika kebiasaan terus dibiasakan generasi kita orang malas untuk berproses. Ibarat orang miskin diberi ikan, maka ia akan kenyang sehari, jika diajari cara memancing dia akan kenyang selamanya. Bukti terjadinya konsumerisme dan kebiasaan instant ini bisa kita lihat pada kasus Indra Kenz lalu, dimana ia melakukan penipuan investasi. Namun pada konteks ini mari kita berfokus kepada istilah ‘flexing’ yaitu memamerkan sesuatu di sosial media. Indra Kenz kerap memamerkan kekayaannya berupa barang mewah, jam miliaran, mobil sport, dan berbagai macam harta dengan tujuan pamer berkedok memotivasi penonton. Dengan maraknya fenomena flexing ini, orang-orang akan berusaha mencapai keinginan mereka dengan cara instan dengan esensi hanya untuk dipamerkan di sosial media. Dengan hal tersebut, mereka akan merasa derajat mereka akan naik. Padahal, dengan uang yang sama bisa digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Ditambah dengan kebiasaan instan mereka akan berusaha dengan cepat untuk memenuhi keinginan mereka dan hal ini cenderung akan berakibat ke tindakan kriminal untuk memenuhinya. Dalam kasus Indra Kenz ini melakukan investasi bodong dengan menipu orang-orang bahwa dengan menitipkan uang ke Indra, mereka akan menerima bunga yang besarnya abnormal dan banyak orang yang masuk ke jebakan tersebut. Akhirnya Indra ditangkap dan terbukti bersalah dengan menerima hukuman pidana dan seluruh aset miliknya disita. Dengan anggapan lain, banyak orang yang hanya karena ingin memenuhi keinginan mereka sampai melakukan tindakan kriminal yang kalau dilihat bukan tergolong tindakan yang kecil. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut seperti membatasi media sosial, memberi halaman untuk menambah edukasi akan betapa pentingnya skala prioritas. Namun kalau dari diri saya, yang terpenting adalah kesadaran diri. Jangan pernah memaksakan kondisi ekonomi kita apabila belum stabil karena mayoritas dampak buruk tersebut terjadi karena kondisi ekonomi yang rendah. Jadi dengan kita sadar dengan kondisi ekonomi kita dan menentukan skala prioritas, saya yakin hal tersebut bisa terhindari. Serta menghargai proses seperti yang dikatakan Alkitab “Beri orang itu ikan, maka ia kenyang untuk sehari, ajari orang tersebut memancing maka ia akan kenyang selamanya.” Ayat itu mengajarkan kita untuk berproses, karena tanpa proses hasil bukanlah apa-apa.Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi dampak yang telah terjadi adalah melakukan pembentukan lapangan kerja. Dengan ini para pelaku dapat berproses untuk menyelesaikan masalahnya dan untuk yang melakukan tindakan kriminal, tentunya harus diadili dengan UUD yang berlaku. Namun, untuk mencegah dalam bentuk masyarakat maka dapat menghilangkan kebiasaan berhutang atau kashun agar tidak terbiasa dengan instan serta dapat mengatur skala prioritas dengan baik dan memendam rasa konsumerisme.
TAGS
CATEGORIES
No Responses